lokasi pemandian umum Aek Sipangolu
Konon menurut cerita “Aek Sipangolu” (air kehidupan) di Desa Simangulampe Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbahas bisa menyembuhkan beragam penyakit di antaranya penyakit kusta dan jiwa. Cerita masyarakat kepada Wagubsu Gatot Pujo Nugoroho ST berkunjung di Baktiraja belum lama ini mengatakan Raja Sisingamangaraja adalah keturunan Sinambela yang lahir di Bakkara (Baktiraja).Sebagaimana biasanya, Sisingamangaraja selalu berkunjung ke rumah bibinya (namboru) di Pandumaan Baktiraja. Sisingamangaraja dalam perjalanan (bepergian) selalu menunggang kuda bernama “Gajah Putih”. Pada suatu hari, di tengah perjalanan pulang dari rumah namborunya, Raja Sisingamangaraja merasa kehausan lalu beliau menancapkan tongkatnya ke tanah dan keluarlah air yang disebut dengan “Aek Bibir” karena Raja itu langsung minum dengan mulutnya sendiri.
Ilustrasi Raja Sisingamangaraja XII dan "Gajah Putih"
Sehingga sampai saat ini, mata air yang berada di puncak bukit terus mengalir menjadi sebuah sungai kecil dan bermuara ke Pantai Danau Toba. Sebelum air kehidupan itu sampai ke Danau Toba, ada tiga tingkatan lokasi yang cocok untuk tempat permandian.
Tingkat pertama atau paling bawah adalah tempat mandi bagi orang yang berpenyakit kusta, tingkat kedua orang yang sakit jiwa sedangkan tingkat ketiga tempat mandi umum yang sampai saat ini tetap dipergunakan. Dengan mujijat yang mampu menyembuhkan beragam penyakit “Aek Bibir” itu berubah nama menjadi “Aek Sipangolu” yang berarti air kehidupan. Sampai sekarang keyakinan tentang kesakralan “Aek Sipangolu” itu masih tetap dipertahankan bahkan banyak orang yang berniat untuk menggapai cita-cita datang berkunjung ketempat ini supaya niatnya terkabul.
Dengan dasar itulah “Aek Sipangolu” itu tetap dijaga dan dipelihara keasriannya. Bagi masyarakat yang ada niatnya, ke lokasi itu bisa ditempuh melalui 2 jalur darat yaitu dari Muara Taput dan Doloksanggul Humbahas. Jalur Doloksanggul sudah bisa cepat dilalui karena jalan menuju lokasi sudah bagus walaupun masih ada tahap pembangunan.
Elister Panjaitan warga Doloksanggul mengaku kepada SIB, Jumat (4/12), “Aek Sipangolu” itu bisa menyembuhkan penyakit. Dulu istrinya pernah mengalami penyakit stres sampai keguguran. Sudah banyak cara diperbuat tapi tak sembuh. Sehingga Elister berpikir dan membawa istrinya ke “Aek Sipangolu”. Dengan penuh keyakinan dan setelah siap mandi, istri Elister pun sembuh.
Pintu Masuk Tombak Sulu Sulu
Di Baktiraja juga ada ditemukan “Tombak Sulu-Sulu” sebelumnya dinamakan “Tombak Situan Hobanaran” artinya tempat yang suci dan keramat. Menurut cerita juga, di tempat inilah Boru Pasaribu istri Raja Ni Onan Sinambela mandi dengan air jeruk purut (unte pangir-Red) kemudian bersemadi dan berdoa kepada “Mula Jadi Nabolon” (Tuhan Yang Maha Esa) untuk dikaruniai anak laki-laki karena sudah lama berkeluarga namun belum memperoleh anak atau keturunan. Tombak Sulu Sulu Tampak dari Bukit (lingkaran merah)
Tempat bersemadi itu di dalam sebuah goa yang berada persis di tengah-tengah “Tombak Sulu-Sulu”. Tombak artinya hutan, Sulu-Sulu artinya obor sehingga bermakna sebuah kawasan hutan kecil yang dapat memberikan sinar dan pelita kehidupan. Permohonan Boru Pasaribu dikabulkan “Mula Jadi Nabolon” dan secara mujizat ia mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Sisingamangaraja. Saat itulah “Tombak Situan Habonaran” berubah menjadi “Tombak Sulu-Sulu” yang berarti suatu tempat yang dapat memberikan cahaya terang bagi kehidupan. Desa Marbun Tampak Dari Lokasi Tombak Sulu Sulu
Lokasi itu berada di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja dan selalu dikunjungi orang khususnya bagi keluarga yang telah lama mendambakan keturunan. Menurut cerita, banyak orang yang terkabul keinginannya setelah berkunjung dan berdoa ke lokasi tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar